Ketika
saya menjumpai seorang tenaga medis yang berhati pelayan di Bandara Internasional Soekarno Hatta Tangeran Jakarta Indonesia, Dia adalah Medis bapa
Ruben Suhuniap, sapaan akrabnya paman Rusu. Paman Rusu menceritakan
banyak hal dalam pelayanan hidupnya sebagai tenaga kesehatan (matri), bertugas di
Pos GKI
Anggruk, Distrik Anggruk Kabupaten Yahukimo pedalaman Papua. Ketika itu dia mengatakan bahwa, saya tidak
perna keluar kota seperti kota Jayapura, apalagi datang ke kota Jakarta hari saya
ada disini. Pada tahun lalu ke Jerman itupun diundang resmi oleh Swuellem di
Jerman atas kemitraan GKI ditanah Papua. Kali ini
diundang saya dapat undangan dari Kementerian Kesehatan RI bekerja sama
dengan dinas kesehatan Provinsi Papua dan Dinas kesehatan Kabupaten Yahukimo
Papua memberikan saya kesempatan untuk ikut kegiatan pembekalan.
Dalam
ceritanya, saya menjalani bekerjaan sesuai dengan tugas poko saya, dalam
komitmen saya, apa arinya saya ada, apa
artinya saya sekolah dan ditempati di
daerah sendiri lagi, jadi kita sebagai
anak daerah, kita tidak bisa merusak daerah sendiri tetapi mengangkat
daerahnya, pada akhirnya dalam pengabdian saya kurang lebih 24 tahun, terdiri dari semenjak saya menjadi honor atau sebagai tenaga kesehatan sukarelawan 2 tahun di Distrik Angguruk, dan star bekerjaan saya sebagai pegawai negeri sipil 22 tahun, menjadi 24 tahun mengabdi di
rumah sakit Pos PI Efata Anggruk daerah Kabupaten Yahukimo Distrik Anggruk pedalaman
Papua. Nah, selama itu saya tidak pernah keluar
dari pos pengabdian saya sebagai alasan perjalanan dinas atau jalan-jalan ke kota besar seperti kota Wamena,
Jayapura, bahkan ke Kabupaten kota Yahukimo sendiripun tidak pernah, mungkin
datang ke Kabupaten kota hanya keperluan penting, seperti stouk obat-obatan
habis atau urusan yang urgens, jikalau
urusan yang tidak penting saya memilih tinggal peta memfokuskan diri melayani
masyarakat, karena tenaga medis baik
dokter maupun tenaga matri dan suster
kurang, walaupun ada yang ditugaskan didaerah pedalaman disana, namun sebagaian
besar tidak peta tinggal ditempat tugas, mereka memilih tinggal dipusat kota,
menerima hasil gaji buta, sehingga rumah sakit besar di Efata Angguruk itu
hampir semua bidang saya yang mengontrol dan melayani setiap pasien di ruangan,
dan juga pelayanan gereja di sekolah minggu di jemaat gereja Efata, tetapi puji
Tuhan tahun ini saya punya 1 tenaga dokter umum, dan 7 tenaga kesehatan.
Ketika
ditanya, bagaimana jika bapa ditawarkan masuk sebagai politisi di Daerah atau
ditawarkan jabatan tertentu selain
dalam jabatan manajemen kesehatan di
dalam birokrasi Pemerintahan Kabupaten Yahukimo Papua.
Beliau
menjawab simple, bahwa saya mau bekerja sebagai
tenaga medis sampai pensionan, dan saya tidak mau beralih kebekerjaan lain,
cukup saya bekerja miskin-miskin saja, bekerja dengan hati, menerima hasil gaji dari pemerintah apaadanya,
daripada saya jadi hampa uang atau
jabatan tertentu meninggalkan tempat tugas saya.
Pengalaman
yang paling pengharga bagi saya, bahwa
Puji Tuhan penghargaan dari Tuhan lalu dapat piagam dari Presiden ke 6
SBY pada tahun 2011, dan pada tahun 2015 saya di beri kesempatan bersama pemuda
GKI Klasis Yalimo, badan bekerja Suwellem
mitra kerja sama dengan Sinode GKI di Tanah Papua Klasis Yalimu dan lewat bapa Natan Pahabol pada tahun 2015, saya
tak punya modal keterampilan bahasa
Jerman, bahasa inggris tetapi ditunjuk ikut bersama 16 pemuda utusan GKI Klasis
Yalimo yang berkunjung ke Benua Eropa diNegara Jerman, atas pertukaran Pemuda
pada tahun 2015, itulah satu nilai yang saya catat dalam kisah hidup,
kini pada bulan agustus ini saya tidak perna dimembayangkan punya dari Ibu
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
diundang langsung untuk ikut kegiatan Pembekalan dan leadership selama satu minggu di
Jakarta, usai selesasi saya termasuk
salah satu tenaga medis yang mendapatkan penghargaan piagam dari Ibu Menteri
Kesehatan, dari sekian Persatuan Perawat
Seluruh Indonesia (PPSI) dan juga
perawat teladan, berawal dari ini saya kembali ke tempat tugas saya di Anggruk
menjalankan tugas sebagaimana mestinya. Saya menulis cerita ini bukan
menyombongkan diri saya, tetapi melainkan
saya menceritakan seperti ini agar teman-teman lain bisa dapat termotivasi,
setia kepada tugas dan tanggungjawab yang di berikan oleh Tuhan lewat
pemerintah. Dan pada intinya apa artinya kita sekolah? Apa artinya kita di
tempatkan di daerah kita, kampung kita, dan dimana saja kita tempatkan kita
harus bekerja dengan hati yang pelayan,
bekerjaan apapun diberikan jangan bekerja bersungut-sungut, tetapi
bekerjalah dengan hati yang tulus.
Ketika
ditanya bagaimana selama ini kami mencermati, birokrasi Pemerintahan di Papua
khusus daerah pegunungan tengah, untuk Kabupaten Yahukimo tenaga fungsional masuk sebagai tenaga
structural sehingga tidak tahu arah kerja mulai dari mana dan berakhir kemana,
kadang-kadang orang itu tidak tahu
fungsi kerjanya, milsalnya, dari tenaga kesehatan/medis dari kepala daerah
setempat diangkat sebagai Kepala distrik, dari tenaga guru diangkat sebagai
kepala dinas kesehatan dan atau jabatan-jabatan tertentu dalam SKPD di daerah,
maka kebanyakan malas bekerja, peta tinggal ditempat tugas karena iri didalam jabatan-jabatan tertentu, malas karena
motivasi kerja kurang, kadang terdorong atas penghasilan sebulan tidak mencukupi
keluarga bekerjaannya….Bagaimana
dinamika yang terjadi seperti ini?
Beliau
menjelaskan bahwa, selama ini uang yang mengistir orang, bukan manusia yang
mengatur uang, ketika orang itu telah
mendapatkan uang segala kekayaan bawa kekota, dia lari ke kota, karena
segala keenakan dikota, sehingga orang semua ke kota membangun rumah di
kota, menghamburkan uang dikota, menikmati kekayaan itu bawa kekota, padahal dia itu
orang kampung, seharus ada dihonai bersama masyarakat, artinya bahwa tenaga petugas tetap tinggal
ditempat tugas. jadi, hal-hal seperti ini terbalik, tidak boleh perlakuan
seperti ini, harus ada perubahan.
Jadi saya harapkan kita harus sadar,
komitmen, punya prinsip hidup, sekali lagi merubah, bodi badan tidak bisa
dirubah tetapi sikap ini bisa dirubah, kita harus takut Tuhan, kita bukan dilayani tetapi tetapi kita ada
untuk melayani”, Tuhan Yesus lahir dan Datang kedunia bukan untuk dilayani
melainkan melayani, maka jangan melayani diri, melayanilah sesama dan melayani
Tuhan.
Dengan
demikian saya mengharapkan kepada kepemimpinan Bupati baru, bapak Abuck Pusub dan dan wakil Bupati Yulianus Heluka pada tahun
2017 ini sistem Pemerintah Kabupaten Yahukimo harus dirubah. Pemerintahan Kabupaten
Yahukimo harus ditertibkan, kembali harus
dijalankan sesuai dengan tugas pokok, dan fungsi kerja masing-masing. Saya mendesak
Pemerintah segera diperbaiki sistem
pemerintahan di Kabupaten Yahukimo Papua selama ini kurang efektif, dengan
membuat peraturan Daerah/Perda, Peraturan daerah Kabupaten dan atau surat keputusan Bupati agar sistem
praktek birokrasi seperti dijelaskan diatas tenaga kerja fungsional tidak masuk dalam tenaga structural tidak bisa
mengulangi lagi. Jika system ini terus
diterapkan jangan harap petugas tenaga
medis, guru, kepala desa, kepala Distrik, dan tenaga fungsional lainnya jangan
harap tinggal peta bekerja didaerah
pedalaman Papua, jangan harap daerah kita maju, jangan harap ada berubahan
dikapung kita, di distrik kita dan di Daerah kita Kabupaten Yahukimo, ada hanya
ada dikota baku benci sesama anak daerah, hanya kejar jabatan kekayaan dan
uang, serta politis pratis yang tampak
didaerah, inilah sering terjadi di daerah kita. Jadi, sekali lagi harapan saya
tidak mengulangi praktek seperti ini lagi, Pemerintahan Kabupaten Yahukimo
sekarang harus ada berubahan system secara total
Beliau
Sarankan ‘Bekerjaan sekecil apapun Tuhan
tidak buta, DIA selalu melihat, memperhitungkan tindakan kita, bekerjaan kita,
pelayanan kita. Jika kita setia kepada perkara- perkara kecil, maka Tuhan akan
mempecayakan kita pada perkara-perkara
yang besar”
Catatan; Semoga tulisan ini bukan kritikan, namun saran untuk
dapat mengispirasi kita semua, waaa…waaa.waaa.
Penulis adalah Mahasiswa asal Yahukimo
Studi diPulau Jawa.
dikasih untuk melayani super.
BalasHapusLuar biasa bpk rusu. Beliau layak sebagai tokoh kesehatan org anggruk karena pengabdian luar biasa...
BalasHapusSalut atas pengabdian dan pelayanan bapak Mtr Rusu. Beliau juga merupakan Guru pribadi yang membentuk karakter saya utk mencintai alam, lingkungan dan terutama menjaga kebersihan dan kesehatan. Patut d apresiasi
BalasHapusSalut atas pengabdian dan pelayanan bapak Mtr Rusu. Beliau juga merupakan Guru pribadi yang membentuk karakter saya utk mencintai alam, lingkungan dan terutama menjaga kebersihan dan kesehatan. Patut d apresiasi
BalasHapusSangat supert
BalasHapus